aliem news

Harga Timah tembus 40.000 Dollar AS Per Metrik Ton, Ekonomi Babel Nomor Dua Se-Sumatera

#pentingnya k3 #zeroaccident

BERITA HARI INI

BANGKA, KOMPAS.com – Hingga tutup tahun 2021, laju perekonomian di Kepulauan Bangka Belitung bertahan pada peringkat dua tertinggi di wilayah Sumatera. Berdasar kinerja Triwulan IV 2021, pertumbuhan ekonomi di Bangka Belitung tercatat 6,32 persen (YoY), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya di angka 6,09 persen (YoY). Posisi Bangka Belitung di bawah Aceh yang menyatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,39 persen. Sementara posisi ketiga ditempati Bengkulu dengan capaian 5,57 persen.

Dari sisi lapangan usaha, membaiknya kinerja perekonomian (Bangka Belitung) didorong sektor perdagangan dan pertambangan di tengah peningkatan harga logam timah,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Bangka Belitung, Budi Widihartanto saat jumpa pers, Rabu (9/2/2022). Pertumbuhan ekonomi di Bangka Belitung ditopang kinerja ekspor pada Desember 2021 yang tumbuh positif. Kinerja ini didorong ekspor timah dan CPO (crude palm oil) karena meningkatnya permintaan dan harga.

“Peningkatan harga komoditas global terutama Timah serta membaiknya perekonomian Tiongkok membuat permintaan timah Babel tetap tinggi. Pada awal Januari 2022, harga timah dunia sudah menyentuh USD 40.548 per metrik ton, tertinggi selama satu dekade terakhir,” ungkap Budi. Harga timah tersebut naik dua kali lipat dari harga tahun-tahun sebelumnya yang berkisar USD 18.000 sampai USD 20.000 per metrik ton. Tren positif dari sisi ekspor juga didukung realisasi investasi swasta di Bangka Belitung yang pada triwulan III 2021 tercatat mencapai Rp 1,35 triliun.

Budi menuturkan, ekonomi Bangka Belitung terus tumbuh dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,13 persen. “(Fenomena) dalam 11 tahun terakhir (2010 – 2021) terjadi perubahan lapangan usaha utama, di mana industri pengolahan dan pertambangan mengalami penurunan, sedangkan pertanian, perdagangan dan konstruksi mengalami peningkatan,” ujar Budi. Khusus pada Triwulan IV 2021, sektor pertanian tercatat tumbuh 19,18 persen, pertambangan 9,79 persen, industri pengolahan 20,27 persen dan perdagangan 14,90 persen. “Tren pertumbuhan ekonomi bisa berlanjut selama 2022, tentunya dengan semakin baiknya pengendalian pandemi Covid-19 dan ketersediaan listrik juga bagi industri,” pungkas Budi.